Gelam Tak menarik, tak indah, tak bersih
tapi bisa menopang, sebuah rumah sederhana, berisi anak-anak yang lucu, yang baik, yang suci…
Gelam, tampak seperti kayu lemah, kulitnya saja terkelupas sendiri….
tapi, itu cuma tampilan luar, gelam bisa menopang beban 50x berat dirinya sendiri.
Gelam, tertancap, yang terlihat hanya atasnya, yang di air mencengkram dalam dinginnya kubangan air..
Gelam, bisa di andalkan, tapi berumur pendek, habis pakai, tergantikan…
Gelam adalah gelam, jati adalah jati, meranti adalah meranti
berbeda jenis, berbeda tempat hidup, berbeda kemampuan…
bagaimana bisa gelam menjadi lemari indah nan kokoh seperti jati? mereka simply berbeda.
gelam yang kuat, di masa mudanya, gelam rapuh, tak bertahan lama…
ditambah paku berkarat yang menancap di sekujur tubuhnya, sirnalah ia di makan dunia.
kebanyakan orang mudah melupakanya…
tapi bagi para tukang, apa yang perlu di beli sebelum membangun sesuatu?
gelam.
yang kebanyakan orang lihat adalah bangunan yang sudah jadi…
dan sampah gelam ter onggok di tepian bangunan menuju pembuangan..
Bagaimana di era modernisasi? mungkin gelam tak di pakai lagi, fungsinya di ambil alih oleh besi?
kurasa lebih baik gelam di habitatnya, menjadi naungan banyak flora dan fauna, lebih panjang umurnya, bermanfaat bagi dunia….
karna faktanya, baik di alam atau pondasi bangunan…
manusia sulit melihat manfaat darinya.